-->

Kisah Taubatnya Perampok Yang Menjadi Guru Imam Syafi'i

Kisah Taubatnya perampok bernama Fudhail Bin Iyadh yang kemudian menjadi Ulama Besar begitu terkenal, Fudhail hidup pada abad ke 8 hijriyah di wilayah kurasan Asia tengah. Sosoknya amat  ditakuti karena biasa melakukan perampokan seorang diri di rute antara Abu Warda dan Sirjis.

Salah Seorang tetangga Fudhail bin Iyadh mengatakan, “Fudhail bin Iyadh adalah perampok yang hebat sehingga tidak memerlukan teman atau komplotan dalam merampok. 

 ( Klik Gambar Untuk Melihat Video )

Siapa pun pengelana atau saudagar yang melalui jalur itu bila mendengar namanya disebut saja sudah gemetar ketakutan.

Berikut kisah taubatnya perampok bernama fudhail bin iyadh. 

Pada Suatu malam dia pergi untuk merampok. Tak seberapa lama ia mengetahui ada serombongan kafilah dagang yang melintas melalui jalur lembah menuju daerah Sirjis.

Sebagian orang dirombongan kafilah itu berkata kepada yang lain, “Jangan kalian memasuki jalur lembah itu, karena disana terdapat seorang perampok yang bernama Fudhail". Mereka tampak sangat ketakutan dan khawatir.

Fudhail yang mendengar percakapan rombongan kafilah itu tergemetar, ia  tidak menyangka, sedemikian takutnya  orang-orang terhadap gangguan darinya. 

Fudhail merasa betapa selama ini dirinya ini sering memberi mudharat dan bahaya bagi orang lain.

Fudhail lalu memberi isyarat damai dan mendekati rombongan kafilah itu, ia pun berkata, “Wahai kafilah, akulah Fudhail. Kalian aman dari ganguanku".

Dalam satu riwayat fudhail kemudian menerima rombongan kafilah tersebut sebagai tamunya, fudhail bahkan berusaha menjamu mereka. Kalan itu fudhail mendengar salah seorang yang alim diantara kafilah tersebut membaca Alquran surah al-Hadid ayat 16.

Yang Artinya, “Belum tibakah waktunya bagi orang-orang yang beriman, untuk secara khusyuk mengingat Allah dan mematuhi kebenaran yang telah diwahyukan (kepada mereka), dan janganlah mereka (berlaku) seperti orang-orang yang telah menerima kitab sebelum itu, kemudian mereka melalui masa yang panjang sehingga hati mereka menjadi keras. Dan banyak di antara mereka menjadi orang-orang fasik.”

Saat Fudhail bin Iyadh mendengar ayat tersebut dibacakan. Tiba-tiba, tubuhnya bergetar hebat. Ia pun merintih, berteriak keras, bahkan kemudian jatuh lemas.

Setelah hilang perasaan itu dia pun berjanji "Demi Allah, aku berjanji tidak lagi bermaksiat kepada Allah selama-lamanya".

Bertemu Raja Harun Al Rasyid

Setelah Fudhail Bin Iyadh Taubat dari pekerjaan merampok, ia  sendiri berhijrah dan langsung melangkahkan kakinya ke arah Makkah. Sebelum sampai di Makkah, fudhail berkemah di suatu daerah dekat Narawan, daerah Yang Fudhail sendiri tak ketahuinya.

Kala itu dalam tidurnya, Sultan Harun al-Rasyid di istana bermimpi. Dalam mimpi itu ia mendengar suara menyeru kepadanya, “Sungguh, Fudhail bin Iyadh takut kepada Allah dan memilih mengabdikan diri kepada-Nya. Sambutlah ia di negerimu!”

Keesokan harinya  Sultan al-Rasyid  menyuruh beberapa orang untuk mencari  Fudhail bin Iyadh dan membawanya kehadapan sultan.

Setelah beberapa waktu, orang-orang yang diperintahkan itu berhasil membawa Fudhail ke istana sultan.

Kemudian Sultan berkata “Wahai Fudhail, Aku mendengar dalam mimpiku, suara yang menyeru kepadaku tentang keadaanmu. Aku diseru untuk  menyambutmu kedatanganmu.”

Fudhail pun terkesima. Lalu ia menengadah ke arah langit dan berkata “Ya Rabb, Dengan kemurahan dan keagungan-Mu, Engkau telah mencintai seorang hamba yang berdosa, yang telah menjauh dari-Mu selama 40 tahun.” Fudhail kemudian diterima dan disambut baik oleh Sultan Harun al-Rasyid. 

Taubatnya Perampok Yang Menjadi Ulama Besar Guru imam Syafi'i

Taubat nasuha yang dilakukan fudhail bin iyadh telah membuatnya kembali ke jalan cahaya. Mulai saat itu, ia membaktikan seluruh waktu hidupnya untuk belajar dan ibadah.

Diketahui Fudhail cukup lama menetap di Kufah, sebelum akhirnya menghabiskan sisa usianya di Tanah Suci. Ia dikenal masyarakat sebagai ulama dan ahli ibadah di dua kota suci (’abid al-haramain). Fudhail wafat pada Muharram 187 H atau 803 Masehi di kota Makkah.

Sejak Taubat sebagai perampok, Fudhail bin Iyadh berguru dari banyak ulama pada masanya mengenai berbagai ilmu agama terutama hadis.

Diketahui fudhail berguru kepada  Sufyan ats-Tsauri, al-A’masy, Manshur bin Mu’tamir, dan Hisyam bin Hassan. Selain itu, ada pula nama-nama lainnya, yaitu Sulaiman at-Taimy, ‘Auf al-‘Araby, ‘Atha’ bin as-Saaib, serta Shafwan bin Salim.

Fudhail bin Iyadh kemudian dikenal sebagai pakar ilmu hadis dan memiliki banyak sanad. 

Beberapa tokoh yang di kemudian hari menjadi ulama besar tercatat pernah berguru kepadanya. Antara lain, Imam Syafi’i, Ibnu al-Mubarok, al-Humaidy, dan Yahya bin al Qaththan. Kemudian, Abdrurrahman bin Mahdi, Qutaybah bin Sa’id, serta Bisyr al Hafy.

Wallahu alam Bishowwab.

 


TAMPILKAN KOMENTAR
TUTUP KOMENTAR

0 Response to "Kisah Taubatnya Perampok Yang Menjadi Guru Imam Syafi'i"

Post a Comment

--Terima kasih sudah berkunjung--
Silahkan memberi komentar sesuai Artikel. -- GaweBerita

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel